Al-Manar: Jurnal Kajian Alquran dan Hadis https://almanar.uinkhas.ac.id/index.php/al-manar <table width="611"> <tbody> <tr> <td>Journal Title</td> <td>:<strong> Al-Manar: Jurnal Kajian Alquran dan Hadis</strong></td> </tr> <tr> <td>ISSN</td> <td>: <a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2580-2577" target="_blank" rel="noopener">2580-2577</a> (online) | <a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2477-6017/?language=fr" target="_blank" rel="noopener">2477-6017</a> (print)</td> </tr> <tr> <td>DOI Prefix</td> <td>: 10.35719 by <a href="https://www.crossref.org/">Crossref</a></td> </tr> <tr> <td>Publisher</td> <td>: Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Humaniora (FUAH)<br /> Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq Jember</td> </tr> <tr> <td>Frequency</td> <td>: 2 issues per year</td> </tr> <tr> <td>Citation Analysis</td> <td>: <a href="https://scholar.google.com/citations?hl=en&amp;user=XXmbGnwAAAAJ&amp;view_op=list_works&amp;gmla=AJsN-F6xijlmiySulv_S2BdMth-PVcZ5B7YTiRduxn2V3BaA3P_p9UwCmoItpNtKEApp7lDYB0DWytrwUrYSexM2pW9tnYPRg9YsqFybcWq5TIZeoaT_GWw" target="_blank" rel="noopener"><strong>Google Scholar</strong></a><strong> | <a href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/30269" target="_blank" rel="noopener">Garuda</a> | <a href="https://app.dimensions.ai/discover/publication?search_mode=content&amp;or_facet_source_title=jour.1456531" target="_blank" rel="noopener">Dimensions</a> | <a href="https://journals.indexcopernicus.com/search/details?id=126675" target="_blank" rel="noopener">Index Copernicus</a></strong></td> </tr> </tbody> </table> <p> </p> en-US almanar@uinkhas.ac.id (Mohammad Barmawi) moh.fathoni@uinkhas.ac.id (Fathoni) Tue, 08 Jul 2025 11:04:01 +0700 OJS 3.3.0.7 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Rebo Wekasan: Harmony of Tradition and Religious Values (Study of the Living Qur’an in the Community of Kp. Cempakasari) https://almanar.uinkhas.ac.id/index.php/al-manar/article/view/95 <p>This study aims to reveal the symbolic meaning of the Rebo Wekasan tradition in the perspective of the study of the Living Qur’an in the community of Cempakasari Village. This tradition is a cultural heritage that integrates Islamic values with local wisdom, which is specifically carried out on the last Wednesday of the month of Safar. This study uses a qualitative approach with ethnographic methods, involving participatory observation, in-depth interviews, and document analysis. The purpose of the research is to understand how people interpret the symbols in these rituals and their relevance to the Qur’anic values that live in their midst. The results of the study show that the Rebo Wekasan tradition not only reflects efforts to maintain social and spiritual harmony, but also becomes a medium for inheriting Islamic values that are dynamic and contextual. Symbols such as joint prayer, almsgiving, and the use of sacred water are understood as the embodiment of hope for blessings and protection from disasters, in accordance with the values contained in the Qur’an.<br><br></p> TRIA UMAMI Copyright (c) 2025 TRIA UMAMI https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://almanar.uinkhas.ac.id/index.php/al-manar/article/view/95 Wed, 18 Jun 2025 00:00:00 +0700 Distorsi Penafsiran Ayat Ahkam: Studi Kasus Ajaran Hakekok Balakasuta di Pandeglang https://almanar.uinkhas.ac.id/index.php/al-manar/article/view/151 <p><em>This research is motivated by the emergence of the "Hakekok Balakasuta" sect in Pandeglang Regency which in its teachings teaches that in practice worship is not as practiced by Muslim communities in general. Because some of the teachings in the practice of worship that are carried out have distorted interpretations. Starting from the addition of an editorial on the sentence of the creed, then the practice of praying which is generally required to be done 5 times a day, this teaching is not required.This research uses the type of research study of the Living Qur'an which is descriptive and qualitative. Through qualitative research with direct observation, interviews, and documentation in Karangbolong Village which became the primary data. The secondary data is sourced from books, journals, commentaries, and literature by following the discussion in this study.This study aims to determine the form of distortion of the interpretation of the ahkam verse in the Hakekok Balakasuta teachings. Such as distortion in the practice of purification, prayer, zakat, and fasting which according to the practice of this teaching is interpreted as praying is not obligatory 5 times, fasting is not by Islamic teachings and the ritual of bathing with the opposite sex as a form of self-purification. While the factors that cause it are due to economic factors, education, and lack of public awareness.</em></p> <p><strong><em>Keywords:</em></strong><em> Hakekok Balakasuta, Interpretation distortion, Islamic Teachings</em></p> Nida Roudhotul Hikmah Copyright (c) 2025 nida nida https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://almanar.uinkhas.ac.id/index.php/al-manar/article/view/151 Tue, 17 Jun 2025 00:00:00 +0700 The Metaverse dan Tantangan Spiritual: Perspektif Tadabur Al-Qur’an terhadap Nilai Moral dalam Dunia Virtual https://almanar.uinkhas.ac.id/index.php/al-manar/article/view/149 <p>Penelitian ini mengeksplorasi harmonisasi antara dunia metaverse dan nilai-nilai Qur'ani melalui pendekatan tadabur Al-Qur'an, mengingat revolusi teknologi virtual telah membuka dimensi baru dalam aktivitas manusia. Meskipun secara fisik terbatas pada satu ruangan, teknologi imersif metaverse memungkinkan penggunanya untuk menjalani kehidupan virtual yang komprehensif, mulai dari bekerja, bersosialisasi, bermain game, menjalankan bisnis, hingga mewujudkan aspirasi yang sulit dicapai dalam realitas kehidupan dunia nyata. Realisme lingkungan virtual yang semakin canggih ini menciptakan tantangan tersendiri dalam membedakan batas antara dunia nyata dan dunia virtual, memunculkan urgensi untuk mengintegrasikan nilai-nilai Qur'ani sebagai panduan agar umat manusia tidak terjerumus dalam ilusi virtual. Melalui studi pustaka dengan pendekatan tadabur Al-Qur'an yang komprehensif terhadap ayat-ayat tentang angan-angan, penelitian ini mengidentifikasi enam nilai fundamental yang dapat diimplementasikan dalam interaksi dengan dunia metaverse diantaranya penghindaran fanatisme tanpa landasan ilmu, penggunaan ajaran Islam sebagai parameter kebenaran, penghindaran perbuatan keji dan mungkar, kewaspadaan terhadap kesenangan duniawi, pencarian rezeki melalui jalur halal, serta komitmen terhadap kejujuran dalam setiap aktivitas virtual. Nilai-nilai ini membentuk kerangka etis yang komprehensif untuk memastikan penggunaan teknologi dalam metaverse tetap sejalan dengan prinsip-prinsip spiritual dan moral Islam.</p> Ma'ruf Wahyu Kawiriyan, Ade Nailul Huda, Samsul Ariyadi Copyright (c) 2025 Ma'ruf Wahyu Kawiriyan, Ade Nailul Huda, Samsul Ariyadi https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://almanar.uinkhas.ac.id/index.php/al-manar/article/view/149 Tue, 17 Jun 2025 00:00:00 +0700 Analisis Akulturasi Budaya dan Agama pada Mujahadah Sinar Surya: Kajian Living Qur'an dan Hadis https://almanar.uinkhas.ac.id/index.php/al-manar/article/view/122 <p>Pada umumnya, mujahadah identik dengan nuansa Islam. Namun, Mujahadah Sinar Surya justru identik dengan unsur budaya Jawa. Ini disebabkan karena adanya akulturasi budaya dan agama yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis bentuk akulturasi budaya dan agama dalam pelaksanaan Mujahadah Sinar Surya oleh Majelis Sekaran Jati, Demak, dan bagaimana hal ini dilihat dari perspektif living Al Qur’an dan hadis. Pendekatan sosio-antropologi digunakan untuk mengkaji aspek sosial dan aspek budaya dalam penelitian ini. Penelitian menggunakan metode kualitatif yang bersifat dekriptif analisis untuk mendeskripsikan fenomena serta menginterpretasikan hasil data penelitian. Teknik observasi dan wawancara digunakan untuk mengumpulkan data primer dan dokumentasi sebagai data pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan Mujahadah Sinar Surya tidak hanya mencerminkan ajaran Islam, tetapi juga melibatkan nilai-nilai budaya lokal. Unsur akulturasi terlihat pada simbol-simbol budaya Jawa seperti logo berbentuk wayang gunungan, penanggalan Jawa untuk jadwal kegiatan, serta pakaian jamaah berupa batik dan blangkon. Hal ini menjadi bukti bahwa agama Islam dapat beradaptasi dengan budaya lokal tanpa meninggalkan esensi ajarannya. Studi ini berkontribusi dalam memahami integrasi agama dan budaya sebagai identitas lokal yang harmonis.</p> Masayu Mutia Umar, Dewi Sholihatun, Muchlisatun Nisa, Dani Daffa Priyolaksono Copyright (c) 2025 Masayu Mutia Umar, Dewi Sholihatun, Muchlisatun Nisa, Dani Daffa Priyolaksono https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://almanar.uinkhas.ac.id/index.php/al-manar/article/view/122 Wed, 18 Jun 2025 00:00:00 +0700 Mengurai Makna Ta'awun pada Tradisi Jimpitan dalam Mengentas Kemiskinan; Studi Living al-Qur’an https://almanar.uinkhas.ac.id/index.php/al-manar/article/view/145 <p><em>Al-Ta’awun</em> dengan makna tolong menolong menjadi istilah penting dalam membangun kehidupan ideal bermasyarakat, terlebih manusia adalah makhluk sosial yang antar individu saling membutuhkan. Namun demikian, istilah agama menuntut untuk bisa diterjemahkan dengan bahasa sederhana dan dapat diterima oleh semua kalangan, sekaligus terealisasi dalam kehidupan nyata. Sedangkan jimpitan, merupakan istilah sederhana dalam memaknai al-ta’awun. Kemunculan istilah tersebut terinspirasi dari sebuah kondisi masyarakat yang membutuhkan dorongan untuk disadarkan terbukanya sikap saling memahami, mengerti, khususnya dalam membangun kehidupan layak antar masing-masing warga.</p> <p>Karya ini berusaha mengungkap pemaknaan ta’awun dalam praktek jimpitan sebagai bahasa penyederhanaan, dan juga berusaha mengurai pemaknaan tokoh masyaraankat pada ayat-ayat ta’awun, sebagai bentuk kontekstualisasi ayat pada praktek tolong menolong. Metode dan pendekatan yang digukan ialah living Qur’an.</p> <p>Penelitian ini berhasil menyimpulkan, bahwa jimpitan adalah bentuk kontekstualisasi atas ayat-ayat ta’awun, dengan bentuk praktek menumbuhkan kesadaran pentingnya bersedekah, dan memungut sedekah masyarakat dalam bentuk apapun, seperti uang, beras, padi, atau apapun yang bernilai ekonomis</p> Mohamad Barmawi, Faisol Nasar bin Madi , H. Abdullah , Kurniawan Ramadhani. Copyright (c) 2025 Kurniawan Ramadhani. M.E Dhani https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://almanar.uinkhas.ac.id/index.php/al-manar/article/view/145 Wed, 18 Jun 2025 00:00:00 +0700 Lā Yahjura: Pencegahan Phubbing terhadap Keharmonisan Keluarga di Era Digital https://almanar.uinkhas.ac.id/index.php/al-manar/article/view/170 <p>The advancement of digital technology has brought new challenges to social relationships, especially within families. One such phenomenon is phubbing—the act of ignoring one’s interlocutor due to excessive attention to smartphones or other digital devices. This behavior diminishes communication quality, weakens emotional bonds, and disrupts family harmony. This article proposes a preventive solution through Islamic values, particularly the concept of lā yahjura, found in the hadiths of Bukhari and Muslim. In these hadiths, the Prophet Muhammad (peace be upon him) prohibits Muslims from avoiding or ignoring one another for more than three days, emphasizing the importance of maintaining social ties. This concept is further supported by the CARE strategy (Conscious Awareness, Active Engagement, Responsible Usage, and Empathy Building) as a practical approach to reducing phubbing. By cultivating awareness, responsible use of technology, and empathy in daily interactions, families can rebuild warm and harmonious communication. This study demonstrates that integrating religious values with practical strategies offers a contextual solution to address relational challenges in the digital era.</p> Nadia Azkiya, Muhajirin Muhajirin, Putri Ayu Copyright (c) 2025 Nadia Azkiya, Muhajirin Muhajirin, Putri Ayu https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 https://almanar.uinkhas.ac.id/index.php/al-manar/article/view/170 Wed, 18 Jun 2025 00:00:00 +0700